Apa Itu Reksadana, Plus Minus Dan Cara Membelinya
cungkring.com : Hallo semuanya kali ini saya akan menjelaskan tentang apa itu reksadana! apa plus minusnya dan bagaimana cara belinya. Sebenarnya sudah banyak yang menjelaskan tentang reksadana. Tapi hampir semuanya sepertinya ada unsur jualan ya, maksudnya yang kebanyakan akhirnya jualan website atau servis. Biasanya yang dijual itu kayak gini, wah reksadana bisa untung 20% pertahun, ayo beli reksadana, belinya lewat tempat saya ya. Klik link ini bla bla bla.
Baca Juga : Bisnis Dan Investasi Terbaik 2020
Nah itu bisa jadi agak bias, karena kalau kita jelasin reksadana tapi tujuannya jualan yang saya perhatikan itu banyak yang tidak menjelaskan sisi minusnya. Misalnya tentang biayanya atau tentang adanya potensi kerugian di reksadana dan jadinya itu seperti jual janji manis aja.
Yang saya mau coba bikin ini yang tidak pakai jualan, bener-bener saya hanya ingin memperkenalkan kepada anda mengenai apa sih itu reksadana. Tidak hanya menjelaskan positifnya tapi juga kan bahas potensi negatifnya.
Oke kita mulai ya. Jadi reksadana itu intinya adalah produk keuangan dimana kita dan ribuan orang lain yaitu para "investor". Mengumpulkan dana menjadi satu kemudian diserahkan ke pihak lain yaitu perusahaan yang menjadi Manager Investasi untuk di investasikan ke berbagai instrumen keuangan lain. Misalnya ke saham, obligasi dan pasar uang.
Baca Juga : Investasi Saham Dengan Modal 500Ribu
Jenis reksadananya itu menentukan kemana uang kita akan di investasikan. Di Indonesia biasanya ada 4 jenis reksadana yang bisa ditemui.
1. Reksadana pasar uang
Kalau kita masuk ke reksadana pasar uang, uang kita akan di investasikan ke deposito dan sertifikat Bank Indonesia.
2. Reksadana pendapatan tetap
Untuk yang jenis ini mayoritas uang kita akan dimasukan ke obligasi atau surat hutang.
3. Reksadana saham
Untuk jenis ini uang kita 80% keatas akan dibelikan saham.
4. Reksadana campuran
Sesuai namanya untuk reksadana ini umumnya uang kita akan masuk ke obligasi maupun saham dan juga deposito.
Kenapa kita gak investasikan sendiri saja ke saham atau obligasi! Apa sih untungnya lewat reksadana?. Kita akan langsung bahas di positif dan negatifnya reksadana.
Baca Juga : Cara Mencari Bisnis Yang Tepat Untuk Pemula
Keuntungan atau Positifnya reksadana
Keuntungan pertama adalah adanya manager investasi. SBI itu apa sih? obligasi atau bouns itu apa? Beli saham gimana ya caranya?. Kalau kita sebagai orang awam dan tidak bisa jawab 3 pertanyaan itu dan gak punya waktu juga untuk cari tahu, lebih baik kita investasi di reksadana.
Karena harapannya sang manager investasi ini. Seorang profesional keuangan yang ahli dan berpengalaman, ceritanya dalam berinvestasi. Jadi kita tinggal titipkan uang kita ke mereka, mereka yang akan mikir caranya gimana untuk disertifikasi dan gimana caranya untuk dapat keuntungan maksimal. Jadi intinya keuntungannya kita bisa titipkan uang kita kepada orang yang ngerti cara berinvestasi dan dia yang akan mengembangkan uang kita.
Keuntungan kedua itu adalah reksadana bisa dibeli eceran. Maksudnya, dengan uang yang relatif kecil, yaitu dengan 100ribu kita sudah bisa mulai beli reksadana. Coba kalau kita bandingin dengan instrumen keuangan kalau kita beli sendiri.
Deposito misalnya, untuk kita bisa dapat bunga deposito tinggi ya kira-kira setara lah dengan reksadana pasar uang, itu biasanya kita harus masukin uang 1Milyar.
Obligasi, kalau kita beli sendiri, umumnya minimal kita harus beli dalam kelipatan 5juta atau bahkan 50juta, untuk bisa masuk ke obligasi.
Saham, kita minimal harus satu lot atau seratus lembar dan harganya itu sangat tergantung harga saham. Bisa aja satu lembarnya itu 50ribu, dan umumnya brokerpun mengharuskan minimal kita melakukan penempatan dana 5juta untuk bisa mulai jual beli saham.
Baca Juga : Pentingnya Investasi Sejak Usia Muda
Jadi keuntungan kedua ini adalah orang-orang yang tadinya mungkin uangnya belum cukup untuk mulai investasi sendiri, kalau pakai reksadana dia bisa masuk kecil-kecilan dari 100ribu tadi.
Keuntungan ketiga, reksadana itu bisa dijual kapan aja atau liquid. Kita bisa bandingkan dengan deposito misalnya. Dimana kita harus menunggu jatuh tempo dulu baru bisa dicairkan. Kalau reksadana kita bisa cairkan kapan saja.
Nah sekarang kita bahas untuk minusnya yang jarang disebut oleh orang-orang yang jualan reksadana.
Kerugian atau Minusnya Reksadana
Pertama ada fee, inget manager investasi tadi yang mengurus uang kita. Kan pastinya kita harus bayar mereka dong. Jadi fee untuk manager investasi itu bervariasi, biasanya akan ada fee 2kali.
1. Ketika kita transaksi beli reksadana, feenya umumnya 1% - 3%, kemudian nanti juga akan ada fee ketika kita jual. Itu biasanya 0,5% - 1%. Jadi sebelum kita beli reksadana jangan lupa untuk cek dan hitung feenya berapa.
2. Adalah kinerja dari manager investasi. Jadi ini juga bisa jadi sisi minus karena banyak juga saat-saat dimana manager investasi yang kita pilih tidak menghasilkan kinerja yang diinginkan. Misalnya kinerjanya kalah dibanding produk lain dari menager investasi sebelah atau bahkan bisa saja reksadana saham, kinerjanya bisa lebih buruk dari pada indeks saham. Kita sedih juga, udah bayar fee 2% tapi ternyata kinerjanya kalah dibandingkan dengan indeks.
Jadi sebenarnya kalau kita punya niat untuk belajar instrumen keuangan atau belajar saham dan kita punya waktu juga untuk memantau dan melakukan. Bisa jadi akan lebih baik kalau kita berinvestasi sendiri tanpa melalui reksadana.
Minus kedua, NAB belum seatle pada saat transaksi.
NAB itu adalah harga reksadana yang kita lihat di daftar reksadana atau di menu reksadana yang ada di bank misalnya. Itu adalah NAB harga per unit reksadana. Ini dihitungnya dengan menjumlahkan total dana yang dikelola dibagi dengan total unit.
Nah NAB ini baru akan dihitung dan baru akan seatle di akhir hari. Jadi ketika kita transaksi disiang hari, kita gak akan tahu tu, kita lagi beli atau jual di NAB harga berapa saat transaksi. Dan ini makin diperparah lagi kalau kita beli di bank, karena kalau kita beli reksadana dibank kita harus transaksi sebelum jam 12 siang untuk dapat NAB harga hari itu. Jadi kalau misal kita beli jam 3 sore, kita akan dapat NAB dihari besoknya yang kita lebih gak tahu lagi itu diharga berapa.
Jadi untuk reksadana saham bisa aja ada perubahan harga signifikan diakhir hari yang tidak sesuai dengan prediksi kita. Misalnya kita prediksi beli diharga murah, bisa aja nanti ternyata disetengah hari terakhir harganya naik, ternyata kita beli diharga yang tidak sesuai dengan prediksi kita.
Resikonya Reksadana
Ini juga sesuatu yang penting yang jarang disebutkan oleh orang yang jualan reksadana tapi saya tidak masukan resiko kedalam daftar kerugian atau minusnya reksadana. Karena resiko ini sebenarnya ada pada semua instrumen keuangan. Mau reksadana, obligasi maupoun saham. Yang penting sebelum masuk ke reksadana kita harus paham resikonya.
Untuk reksadana pasar uang ini yang resikonya paling kecil, karena uang kita akan masuk ke deposito. Maka keuntungannya juga tiap tahunnya ya mirip-mirip dengan deposito. Kalau di 2017 ya rata-rata 4-6% pertahun.
Resikonya adalah kalau tiba-tiba ekonomi Indonesia hancur. Kalau kita punya deposito itu masih dijamin oleh LPS, maksudnya kalau banknya bangkrut LPS yang akan mengganti uang deposito kita asalkan dibawah 2milyar. Sedangkan kalau kita uangnya di reksadana pasar uang, nah itu tidak ada yang menjamin.
Nah begitu masuk di reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran mulai makin gede nih resikonya. Karena sudah mulai ada obligasi dan saham, berarti mulai ada resiko penurunan harga nih. Untuk reksadana pendapatan tetap dan campuran bisa aja keuntungan 3kali lipat dari deposito. Tapi karena tadi ada resiko penurunan harga, bisa aja dalam satu tahun yang kita terima bahkan dibawah bunga deposito, tergantung harga obligasi dan harga saham.
Terakhir reksadana saham ini yan resikonya paling besar. Walaupun biasanya gak jauh dari pergerakan indeks IHSG ya, tapi kalau kita salah timing atau salah pilih manager investasi, bisa aja tu sering dalam 3 tahun uang kita tergerus terus gak pernah untung.
Dan reksadana saham ini yang sering ada janji seakan-akan keuntungan bakal 20% pertahun. Faktanya reksadana terbaik aja itu rata-rata keuntungannya 12-16% pertahun. Yang lain itu bisa sangat bervariasi, dalam jangka waktu 5tahun ada yang pertahunnya tu hanya 4% itu bahkan lebih kecil dan ini jadinya lebih kecil dari deposito. Nah itu adalah resikonya di reksanada saham.
Topik Berikutnya Gimana Cara Beli Reksadana
Cara beli mudah reksadana adalah lewat bank. Mudah karena pastinya kita sudah punya nih rekening bank. Jadi yang perlu dilakukan adalah beli reksadana lewat bank yang sama. Caranya ada dua, yaitu beli dicabang dan online, beikut penjelasannya:
1. Kalau dicabang,kita datang ke cabang lalu ketemu custumer servis atau relationship manager. Biasanya reksadana itu gak semua cabang dan gk semua cs bisa jual karena perlu sertifikasi khusus. Tapi dicabang yang bisa, kita kecabang nanti ke cs trus kita pilih reksadananya, isi formulir otomatis bank akan memindahkan dana kita dari rekening ke manager investasi. Ini bisa dilakukan di bank-bank apapun, misalnya BCA dan Mandiri.
2. Ada beberapa bank-bank yang sudah lebih maju nih, biasanya bank-bank yang lebih kecil. Jadi kita gak perlu ke cabang untuk buka reksadana tapi cukup lewat online atau lewat app di handphone. Ini sangat menghemat waktu, karena kita bertransaksi darimanapun.
Tapi kemungkinan kita belum punya rekening di bank-bank kecil tersebut, kita tetep harus kecabang untuk buka rekening, aktifkan aplikasi dan aktifin reksadana. Setelah itu baru kita bisa beli lewat handphone. Tiga bank yang saya tahu bisa beli reksadana lewat online adalah Commonwealth, Permata, City Bank.
Selain bank banyak cara lain untuk beli reksadana yaitu bisa lewat perusahaan Sekuritas dan eCommerce, bahkan yang baru-baru bisa website. Seperti situs jual beli Tokopedia, Bukalapak mereka sudah menjual reksadana atau ada juga website yang khusus juga buat reksadana seperti Bareksa.
Tapi ribetnya adalah akan ada langkah tambahan untuk buka account disitus itu dan setiap transaksi pastinya tetap aja akan ada step tambahan yang melibatkan rekening bank kita. Kalau gak tranfer ya pakai mbanking. Dan ada keuntungan tambahan juga kalau kita lewat sekuritas atau pemain baru seperti website-website tadi. Yaitu feenya akan lebih rendah dari bank bahkan bisa gratis.
Kesimpulan
Sampai disini dulu penjelasan saya mengenai apa itu reksadana. Intinya kalau kita gak punya waktu untuk belajar dan memantau obligasi dan saham, mungkin reksadana ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Yang penting kita harus pastikan bahwa kita sudah tahu nih semua resiko dan semua fee yang ada sebelum kita bisa mulai beli reksadana.
Tapi walaupun begitu saya juga menyarankan setiap orang untuk sesegera mungkin mulai berinvestasi, mau itu deposito, reksadana maupun saham. Kita harus mulai belajar dan kita harus memulai sedini mungkin.
0 Komentar
Post a Comment