Reproduksi Laki-Laki & Wanita
cungkring.com : Reproduksi dijadikan oleh kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khusus, yaitu testes menghasilkan sel kelamin laki-laki yaitu sperma dan ovari menghasilkan sel kelamin perempuan yaitu ova.
Testes dan ovarium adakalanya disebut gonad - gonad laki-laki dan gonad perempuan. Organ-organ ini juga menghasilkan hormon yang membuat sifat kelamin laki-laki dan sifat kelamin perempuan berkembang. Produksi hormon-hormon ini dikendalikan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar hipofisis.
Oleh penggabungan dua sel kelamin, yaiut sel laki-laki dan sel perempuan tetap berlangsung hidup umat manusia. Untuk memungkinkan terjadinya penggabungan sel-sel pengembangbiakan, maka diperlukan perlengkapan tertentu pada organ laki-laki dan perempuan.
Perlengkapan pada organ laki-laki adalah epipidimis - tabung kecil tempat sel kelamin atau sperma disimpan dalam testes- dan vas deferens, yang mengantarkan semen(mani) ke bagian pertama uretra dan penis.
Uretra berjalan melalui penis dan mempunyai dua fungsi - pembuangan urine dan pembuangan semen(mani). Penis berisi jaringan erektil yang memungkinkan menjdi keras dan tegak.
Pelengkap organ kelamin wanita adalah tuba uterina yang dilalui ovum yang telah di buahi untuk pergi ke uterus. Di dalam uterus ovum tertanam di dalam selaput pelapis sisi dalam uterus yang telah menebal guna menerimanya. Selain itu ada servix dan vagina sebagai bagian tempat sementara mani dalam perjalanan.
Penentuan kelamin tergantung dari khromosom kelamin. Jumalah normal khromosom pada manusia adalah 44 dan di tambah 2 khromosom kelamin menjadi 16: seorang anak menerima 23 khromosom dari setiap orang tua. Ia menerima 22 pasang otosom, yaitu khromosom biasa yang jelas lain dari khromosom kelamin. Terdapat khromosom kelamin, yaitu X atau Y. Kelamin ditentukan oleh ayah anak, sebab hanya sperma yang membawa y khromosom. Ovum berisi 22 khromosom biasa dan satu X khromosom (kelamin).
Demikian maka 44 ditambah XX (dua khromosom kelamin) satu X dari ibu dan satu X dari ayah, menghasilkan seorang perempuan. Tetapi 44 ditambah XY, X dari ibu dan satu khromosom kelamin Y dari ayah, menghasilkan seorang laki-laki: kelamin ditentukan oleh ayah anak, sesuai dengan pembagian yang diterimanya dari 2 khromosom kelamin itu (X dan Y).
Perkembangan Fetus (janin) Istilah Konsepsi dapat digunakan untuk melukiskan perkembangan pada setiap tahap.
Sesudah implantasi, sebagaimana telah disebutkan, maka konseptus terpendam di dalam endometrium uterus, dan mendapat makanan dari darah ibu. Selama 10 minggu pertama kehamilan, sewaktu organ-organ sedang dibentuk, embrio lebih mudah terkena cidera karena sebab-sebab dari luar, misalnya obat-obatan ( seperti thalidomide) atau zat-zat yang mengakibatkan infeksi, misalnya rubella (German measles) dan anak kemudian dapat lahir dengan abnormalis.
Embrio terbungkus dalam dua membran, yang disebelah dalam ialah amnion, dan yang sebelah luar khorion yang merupakan kantong dari membran atau kantong amnion. Kantong ini berisi cairan, liquor amnii, yang memancarkan tekanan ke semua jurusan dan karena itu melindungi fetus dan juga memungkinkannya bergerak bebas dan tumbuh secara imbang(uraian ini biasanya dilakukan sesudah minggu ke-12).
Selama perkembangan 8 minggu pertama, khorion berhubungan langsung dengan darah ibu. Luas permukaan bertambah bersamaan dengan perkembangan vili (serupa selaput lendir usus halus).
Kira-kira pada minggu ke 8 kantong membran melebar seakan-akan mengisi penuh rongga uterus: vili khorionik yang berada disebelah endometrium uteri berkembang terus dan membentuk plasenta. Di bagian lain dari khorion, vili itu menghilang. Karena cairan dalam kantong membran bertambah, maka fetus yang terikat pada tali pusar, terapung-apung, seperti dalam suatu keadaan tanpa berat.
Beberapa langkah dalam perkembangan fetus akan di uraikan. Setelah kira-kira 12 minggu, uterus tumbuh melampaui batas mangkok tulang pelvis dan dapat diraba pada ketinggian simfisis pubis. Semua organ sekarang lengkap terbentuk. Bulan-bulan selanjutnya adalah untuk pertumbuhan.
Pada minggu ke 17 gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu dan sesudah 20 minggu bagian-bagian fetus dapat dikenal melalui palpasi abdomen. Pada umur 28 minggu fetus dapat dinyatakan hidup, artinya mampu hidup terpisah dari ibu, seandainya terjadi kelahiran prematur.
Terbukti bahwa banyak bayi yang lahir sebelum minggu ke 28 hidup terus dan berkembang secara normal. Secara normal bayi siap untuk lahir setelah 40 minggu, yaitu ketika kehamilan dikatakan telah cukup bulan pada saat ini biasanya berat bayi 2,7 sampai 3,6 kg dan panjangnya 50 sentimeter.
Plasenta terbentuk pada kira-kira minggu ke 8 kehamilan, berasal dari bagian konseptus yang menempel pada endometrium uteri tetap terikat kuat padanya sampai bayi lahir. Fungsinya ialah: menyediakan makanan untuk fetus yang diambil dari darah ibu: bekerja sebagai "paru-paru fetus" dengan menyediakan zat untuk oksigenasi darah fetus dan menyingkirkan bahan buangan dari fetus.
Plasenta juga bekerja sebagai penghalang guna menghindarkan mikro organisme penyakit mencapai fetus.
Obat-obatan. Kebanyakan obat-obatan dapat menembus plasenta: setiap obat pembius otak, seperti morfin, barbiturat dan anestesi umum yang diberikan kepada ibu sewaktu melahirkan, dapat menekan pernafasan bayi yang baru lahir. Hendaknya berhati-hati sebelum memberikan suatu obat pada seorang wanita yang hamil, bencana thalidomide, yang mengakibatkan abnormalis dalam pertumbuhan pada minggu-minggu pertama kehamilan, diketahui.
Plasenta membantu ovarium dalam produksi hormon yang diperlukanuntuk kelangsungan kehamilan, dan memainkan peranan penting juga dalam hubungannya dengan laktasi dengan jalan merangsang perkembangan jaringan kelenjar buah dada dan saluran-salurannya.
Tali Pusar (funikulus umbikilasis) adalah jaringan flexibel yang mengikat fetus di tempat umbikilus dengan plasenta; berisi pembuluh darah yang membawa darah bolak balik antara fetus dan plasenta. Bila bayi telah lahir, tali pusar diikat dan dipotong, maka semua hubungan dengan plasenta putus. Sisa ujung tali pusar mengering dan lepas dari bayi beberapa hari kemudian, ditinggalkan umbikulus atau pusar sebagai tanda tempat kaitannya, yaitu sebuah parut.
Sirkulasi darah Fetus. Beberapa pokok yang harus diperhatikan dalam mempelajari sirkulasi darah fetus mencakup:
1. Oleh karena fetus menerima oksigen dan makanan dari plasenta, maka seluruh darah dalam fetus harus melalui plasenta.
2. Semua darah tercampur, sehingga kita tidak dapat bicara tentang darah "murni" dan "tak murni", meskipun istilah-istilah ini digunakan. Lebih tepat disebut: darah yang direoksigenisasi dari plasenta, tetapi darah ini tak pernah mencapai larutan 95% sampai 100% darah arteri seperti pada orang dewasa dan darah telah dideoksigenisasi ketika meninggalkan fetus untuk masuk kembali ke dalam plasenta. Darah fetus berisi kira-kira 80% larutan oksigen.
3. Fungsi paru-paru dijalankan oleh plasenta. Imutero (di dalam uterus) fetus tidak mempunyai sirkulasi pulmoner seperti sirkulasi pada orang dewasa; pemberian darah secara terbatas mencapai paru-paru, cukup hanya untuk makan dan pertumbuhan paru-paru itu sendiri.
4. Saluran pencernaan pada fetus juga tidak berfungsi, karena plasenta menyediakan makanan dan menyingkirkan bahan buangan keluar dari fetus.
Demikianlah maka fetus in utero mempunyai sirkulasi yang jelas berlainan dari kehidupan setelah lahir.
Darah yang sudah direoksigenisasi meninggalkan plasenta melalui satu-satunya vena umbilika; vena umbilika berjalan di dalam tali pusar ke umbilikus dan dari sana ada vena kecil yang berjalan ke porta hepatis.
Hampir tidak ada darah masuk ke dalam hati sebab vena umbilika langsung bersambung dengan vena kara inferior melalui sebuah pembuluh besar, yang disebut duktus venosus, sebuah struktur yang hanya ada pada masa fetus.
Setelah di dalam vena kava inferior (1) darah berjalan ke atas dan mencapai atrium kanan (2). Sebagian darah bukan masuk kedalam ventrikel kanan (sebagaimana anggapan berdasarkan pengetahuan tentang sirkulasi pada orang dewasa), bukan masuk atrium kiri, tetapi melalui lubang fetal yang hanya untuk sementara ada di dalam septum interatrial, yang disebut foramen ovale (3) Setelah mencapai atrium kiri (4) masuk melalui katup mitrial ke dalam ventrikel kiri (5).
Kontraksi ventrikel kiri mendorong darah masuk ke dalam aorta asendens (6) dari sini sebagian besar darah di distribusikan ke jantung, otak dan anggota atas. Darah yang tertinggal dalam lengkung aorta (7) masuk masuk kedalam aorta torasika-abdominalis desendens; hal ini akan di uraikan di bawah.
Sirkulasi fetal rute yang ditempuh oleh sirkulasi dengan mencocokkannya dengan teks. Angka-angka dalam diagaram sesuai dengan nomor-nomor teks. Struktur fetal temporer tidak dinomeri tetapi tertulis lengkap di atas diagram: yaitu tali umbilikus, vena dan arteri umbilikus; duktus venosus dan duktus arteriosus.
Setelah beredar dalam otak dan anggota atas, darah kembali ke jantung melalui vena kava superior (8) dan mencapai atrium kanan. Setelah berjalan terus ke bawah di dalam atrium kanan, kemudian melalui lubang trikuspid masuk ke dalam ventrikel kanan (9).
Dari sini darah di pompa masuk ke dalam arteri pulmonalis (10) Berdasarkan pengetahuan anatomi orang dewasa, kita kana menyangka bahwa darah kemudian akan disalurkan ke paru-paru.
Sebenarnya paru-paru dalam vetus tidak aktif dan menerima hanya sedikit darah. Sebagian besar dari darah dalam arteri pulmonaris disalurkan langsung ke dalam aorta mela;ui sebuah arteri besar dan berototyang di sebut duktus arteriosus yang bergabung dengan aorta dekat akhir lengkung aorta.
Aorta torasika desendens (11) dengan demikian berisi sebagian besar darah yang telah dideoksigenisai yang mencapainya melalui duktus arteriosus dan sebagian kecil darah yang berisi oksigen, sebagaimana telah di sebut, dan mencapainya melalui lengkung aorta.
Kemudian darah dalam aorta disebarkan ke visera dalam abdomen melalui cabang-cabang bawah aorta. Tetapi didalam fetus sebagian besar darah yang mencapai bifurkasi aorta, berjalan bukan ke visera pelvis dan anggota bawah, seperti akan disangka menurut anatomi dewasa( bagaimanapun striktur-struktur ini menerima persediaanya yang sesuai), tetapi dengan perantaraan sepasang arteri umbilikal kembali ke plasenta. Di dalam plasenta ini terjadi pertukaran dengan darah ibu di sebrang plasenta.
Fetus membuat darahnya sendiri dan selama plasenta lengkap, tidak terjadi percampuran. Setelah berjalan melalui kapiler-kapiler plasenta, darah mengalir kembali lagi ke fetus.
Beberapa perubahan tertentu terjadi pada saat kelahiran. Cuping yang seperti katup yang menjaga foramen ovale, menutup dan atrium kanan dan kiri terpisan secara permanen. Duktus arteriosus mengerut hilang dan mengalami fibrosis. Dua lubang itu, yang ada pada masa fetus adalah normal, dapat bertahan terus dan menyebabkan berbagai kelainan sesudah bayi lahir.
Sesudah tali pusar dipotong dan di ikat, darah berhenti mengalir dalam arteri dan vena umbilika dan dalam duktus venosus. Semua struktur itu mengerut dan diganti oleh benang dari jaringan fibrus. Ligamentum teres dari hati pada hakekatnya adalah sisa dari vena umbilika.
Testes dan ovarium adakalanya disebut gonad - gonad laki-laki dan gonad perempuan. Organ-organ ini juga menghasilkan hormon yang membuat sifat kelamin laki-laki dan sifat kelamin perempuan berkembang. Produksi hormon-hormon ini dikendalikan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar hipofisis.
Oleh penggabungan dua sel kelamin, yaiut sel laki-laki dan sel perempuan tetap berlangsung hidup umat manusia. Untuk memungkinkan terjadinya penggabungan sel-sel pengembangbiakan, maka diperlukan perlengkapan tertentu pada organ laki-laki dan perempuan.
Perlengkapan pada organ laki-laki adalah epipidimis - tabung kecil tempat sel kelamin atau sperma disimpan dalam testes- dan vas deferens, yang mengantarkan semen(mani) ke bagian pertama uretra dan penis.
Uretra berjalan melalui penis dan mempunyai dua fungsi - pembuangan urine dan pembuangan semen(mani). Penis berisi jaringan erektil yang memungkinkan menjdi keras dan tegak.
Pelengkap organ kelamin wanita adalah tuba uterina yang dilalui ovum yang telah di buahi untuk pergi ke uterus. Di dalam uterus ovum tertanam di dalam selaput pelapis sisi dalam uterus yang telah menebal guna menerimanya. Selain itu ada servix dan vagina sebagai bagian tempat sementara mani dalam perjalanan.
Penentuan kelamin tergantung dari khromosom kelamin. Jumalah normal khromosom pada manusia adalah 44 dan di tambah 2 khromosom kelamin menjadi 16: seorang anak menerima 23 khromosom dari setiap orang tua. Ia menerima 22 pasang otosom, yaitu khromosom biasa yang jelas lain dari khromosom kelamin. Terdapat khromosom kelamin, yaitu X atau Y. Kelamin ditentukan oleh ayah anak, sebab hanya sperma yang membawa y khromosom. Ovum berisi 22 khromosom biasa dan satu X khromosom (kelamin).
Demikian maka 44 ditambah XX (dua khromosom kelamin) satu X dari ibu dan satu X dari ayah, menghasilkan seorang perempuan. Tetapi 44 ditambah XY, X dari ibu dan satu khromosom kelamin Y dari ayah, menghasilkan seorang laki-laki: kelamin ditentukan oleh ayah anak, sesuai dengan pembagian yang diterimanya dari 2 khromosom kelamin itu (X dan Y).
Perkembangan Fetus (janin) Istilah Konsepsi dapat digunakan untuk melukiskan perkembangan pada setiap tahap.
Sesudah implantasi, sebagaimana telah disebutkan, maka konseptus terpendam di dalam endometrium uterus, dan mendapat makanan dari darah ibu. Selama 10 minggu pertama kehamilan, sewaktu organ-organ sedang dibentuk, embrio lebih mudah terkena cidera karena sebab-sebab dari luar, misalnya obat-obatan ( seperti thalidomide) atau zat-zat yang mengakibatkan infeksi, misalnya rubella (German measles) dan anak kemudian dapat lahir dengan abnormalis.
Embrio terbungkus dalam dua membran, yang disebelah dalam ialah amnion, dan yang sebelah luar khorion yang merupakan kantong dari membran atau kantong amnion. Kantong ini berisi cairan, liquor amnii, yang memancarkan tekanan ke semua jurusan dan karena itu melindungi fetus dan juga memungkinkannya bergerak bebas dan tumbuh secara imbang(uraian ini biasanya dilakukan sesudah minggu ke-12).
Selama perkembangan 8 minggu pertama, khorion berhubungan langsung dengan darah ibu. Luas permukaan bertambah bersamaan dengan perkembangan vili (serupa selaput lendir usus halus).
Kira-kira pada minggu ke 8 kantong membran melebar seakan-akan mengisi penuh rongga uterus: vili khorionik yang berada disebelah endometrium uteri berkembang terus dan membentuk plasenta. Di bagian lain dari khorion, vili itu menghilang. Karena cairan dalam kantong membran bertambah, maka fetus yang terikat pada tali pusar, terapung-apung, seperti dalam suatu keadaan tanpa berat.
Beberapa langkah dalam perkembangan fetus akan di uraikan. Setelah kira-kira 12 minggu, uterus tumbuh melampaui batas mangkok tulang pelvis dan dapat diraba pada ketinggian simfisis pubis. Semua organ sekarang lengkap terbentuk. Bulan-bulan selanjutnya adalah untuk pertumbuhan.
Pada minggu ke 17 gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu dan sesudah 20 minggu bagian-bagian fetus dapat dikenal melalui palpasi abdomen. Pada umur 28 minggu fetus dapat dinyatakan hidup, artinya mampu hidup terpisah dari ibu, seandainya terjadi kelahiran prematur.
Terbukti bahwa banyak bayi yang lahir sebelum minggu ke 28 hidup terus dan berkembang secara normal. Secara normal bayi siap untuk lahir setelah 40 minggu, yaitu ketika kehamilan dikatakan telah cukup bulan pada saat ini biasanya berat bayi 2,7 sampai 3,6 kg dan panjangnya 50 sentimeter.
Plasenta terbentuk pada kira-kira minggu ke 8 kehamilan, berasal dari bagian konseptus yang menempel pada endometrium uteri tetap terikat kuat padanya sampai bayi lahir. Fungsinya ialah: menyediakan makanan untuk fetus yang diambil dari darah ibu: bekerja sebagai "paru-paru fetus" dengan menyediakan zat untuk oksigenasi darah fetus dan menyingkirkan bahan buangan dari fetus.
Plasenta juga bekerja sebagai penghalang guna menghindarkan mikro organisme penyakit mencapai fetus.
Obat-obatan. Kebanyakan obat-obatan dapat menembus plasenta: setiap obat pembius otak, seperti morfin, barbiturat dan anestesi umum yang diberikan kepada ibu sewaktu melahirkan, dapat menekan pernafasan bayi yang baru lahir. Hendaknya berhati-hati sebelum memberikan suatu obat pada seorang wanita yang hamil, bencana thalidomide, yang mengakibatkan abnormalis dalam pertumbuhan pada minggu-minggu pertama kehamilan, diketahui.
Plasenta membantu ovarium dalam produksi hormon yang diperlukanuntuk kelangsungan kehamilan, dan memainkan peranan penting juga dalam hubungannya dengan laktasi dengan jalan merangsang perkembangan jaringan kelenjar buah dada dan saluran-salurannya.
Tali Pusar (funikulus umbikilasis) adalah jaringan flexibel yang mengikat fetus di tempat umbikilus dengan plasenta; berisi pembuluh darah yang membawa darah bolak balik antara fetus dan plasenta. Bila bayi telah lahir, tali pusar diikat dan dipotong, maka semua hubungan dengan plasenta putus. Sisa ujung tali pusar mengering dan lepas dari bayi beberapa hari kemudian, ditinggalkan umbikulus atau pusar sebagai tanda tempat kaitannya, yaitu sebuah parut.
Sirkulasi darah Fetus. Beberapa pokok yang harus diperhatikan dalam mempelajari sirkulasi darah fetus mencakup:
1. Oleh karena fetus menerima oksigen dan makanan dari plasenta, maka seluruh darah dalam fetus harus melalui plasenta.
2. Semua darah tercampur, sehingga kita tidak dapat bicara tentang darah "murni" dan "tak murni", meskipun istilah-istilah ini digunakan. Lebih tepat disebut: darah yang direoksigenisasi dari plasenta, tetapi darah ini tak pernah mencapai larutan 95% sampai 100% darah arteri seperti pada orang dewasa dan darah telah dideoksigenisasi ketika meninggalkan fetus untuk masuk kembali ke dalam plasenta. Darah fetus berisi kira-kira 80% larutan oksigen.
3. Fungsi paru-paru dijalankan oleh plasenta. Imutero (di dalam uterus) fetus tidak mempunyai sirkulasi pulmoner seperti sirkulasi pada orang dewasa; pemberian darah secara terbatas mencapai paru-paru, cukup hanya untuk makan dan pertumbuhan paru-paru itu sendiri.
4. Saluran pencernaan pada fetus juga tidak berfungsi, karena plasenta menyediakan makanan dan menyingkirkan bahan buangan keluar dari fetus.
Demikianlah maka fetus in utero mempunyai sirkulasi yang jelas berlainan dari kehidupan setelah lahir.
Darah yang sudah direoksigenisasi meninggalkan plasenta melalui satu-satunya vena umbilika; vena umbilika berjalan di dalam tali pusar ke umbilikus dan dari sana ada vena kecil yang berjalan ke porta hepatis.
Hampir tidak ada darah masuk ke dalam hati sebab vena umbilika langsung bersambung dengan vena kara inferior melalui sebuah pembuluh besar, yang disebut duktus venosus, sebuah struktur yang hanya ada pada masa fetus.
Setelah di dalam vena kava inferior (1) darah berjalan ke atas dan mencapai atrium kanan (2). Sebagian darah bukan masuk kedalam ventrikel kanan (sebagaimana anggapan berdasarkan pengetahuan tentang sirkulasi pada orang dewasa), bukan masuk atrium kiri, tetapi melalui lubang fetal yang hanya untuk sementara ada di dalam septum interatrial, yang disebut foramen ovale (3) Setelah mencapai atrium kiri (4) masuk melalui katup mitrial ke dalam ventrikel kiri (5).
Kontraksi ventrikel kiri mendorong darah masuk ke dalam aorta asendens (6) dari sini sebagian besar darah di distribusikan ke jantung, otak dan anggota atas. Darah yang tertinggal dalam lengkung aorta (7) masuk masuk kedalam aorta torasika-abdominalis desendens; hal ini akan di uraikan di bawah.
Setelah beredar dalam otak dan anggota atas, darah kembali ke jantung melalui vena kava superior (8) dan mencapai atrium kanan. Setelah berjalan terus ke bawah di dalam atrium kanan, kemudian melalui lubang trikuspid masuk ke dalam ventrikel kanan (9).
Dari sini darah di pompa masuk ke dalam arteri pulmonalis (10) Berdasarkan pengetahuan anatomi orang dewasa, kita kana menyangka bahwa darah kemudian akan disalurkan ke paru-paru.
Sebenarnya paru-paru dalam vetus tidak aktif dan menerima hanya sedikit darah. Sebagian besar dari darah dalam arteri pulmonaris disalurkan langsung ke dalam aorta mela;ui sebuah arteri besar dan berototyang di sebut duktus arteriosus yang bergabung dengan aorta dekat akhir lengkung aorta.
Aorta torasika desendens (11) dengan demikian berisi sebagian besar darah yang telah dideoksigenisai yang mencapainya melalui duktus arteriosus dan sebagian kecil darah yang berisi oksigen, sebagaimana telah di sebut, dan mencapainya melalui lengkung aorta.
Kemudian darah dalam aorta disebarkan ke visera dalam abdomen melalui cabang-cabang bawah aorta. Tetapi didalam fetus sebagian besar darah yang mencapai bifurkasi aorta, berjalan bukan ke visera pelvis dan anggota bawah, seperti akan disangka menurut anatomi dewasa( bagaimanapun striktur-struktur ini menerima persediaanya yang sesuai), tetapi dengan perantaraan sepasang arteri umbilikal kembali ke plasenta. Di dalam plasenta ini terjadi pertukaran dengan darah ibu di sebrang plasenta.
Fetus membuat darahnya sendiri dan selama plasenta lengkap, tidak terjadi percampuran. Setelah berjalan melalui kapiler-kapiler plasenta, darah mengalir kembali lagi ke fetus.
Beberapa perubahan tertentu terjadi pada saat kelahiran. Cuping yang seperti katup yang menjaga foramen ovale, menutup dan atrium kanan dan kiri terpisan secara permanen. Duktus arteriosus mengerut hilang dan mengalami fibrosis. Dua lubang itu, yang ada pada masa fetus adalah normal, dapat bertahan terus dan menyebabkan berbagai kelainan sesudah bayi lahir.
Sesudah tali pusar dipotong dan di ikat, darah berhenti mengalir dalam arteri dan vena umbilika dan dalam duktus venosus. Semua struktur itu mengerut dan diganti oleh benang dari jaringan fibrus. Ligamentum teres dari hati pada hakekatnya adalah sisa dari vena umbilika.